TUGAS
1
Menganalisis Teks
Eksplanasi
(1) Teks
yang berjudul “Penyebab Tanah Longsor” berisi penjelasan tentang proses
terjadinya tanah longsor. Bacalah teks tersebut sekali lagi dan temukan
penyebab terjadinya tanah longsor, kemudian isilah diagram berikut ini.
(2) Rangkaian peristiwa pada diagram di atas
menunjukkan proses bagaimana tanah longsor terjadi. Pada paragraf berapakah
diawalinya penjelasan mengenai penyebab terjadinya tanah longsor?
Jawab
: Paragraf 3
(3) Setelah kalian membaca dan mencermati bagian yang dicetak tebal dan digarisbawahi pada soal nomor (3), kerjakanlah tugas ini. Baca, cermati, dan beri tanda (cetak tebal untuk kata kerja material dan beri garis bawah untuk kata kerja relasional) pada kalimat berikut.
a) Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan/ punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal, berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi.
b) Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan.
c) Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah, sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban, serta berat jenis tanah/batuan.
d) Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar.
e) Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin.
f) Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadilembek jika terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.
g) Pada lahan persawahan akar tanamannya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor.
h) Akibat susutnya muka air yang cepat di danau, gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.
(5) Teks eksplanasi yang berjudul “Penyebab Tanah Longsor” dapat disajikan secara ringkas. Caranya, kalian hanya menulis ulang kalimat-kalimat inti dari setiap tahap pada struktur teks itu. Pertama, kalian mengemukakan pernyataan umum tentang tanah longsor. Kedua, sebutkan penyebab terjadinya tanah longsor. Sebagai latihan, lengkapilah kerangka ini.
Jenis
tanah pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan
gunung berapi. Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air
pada perbukitan/ punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal, berpotensi
mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan
berkuantitas tinggi.
Tanah
longsor terjadi karena hujan, lereng terjal, tanah yang kurang padat/tebal,batuan
yang kurang kuat, jenis tata lahan, getaran, susut muka danau/ bendungan,
adanya beban tambahan, pengkisan/erosi, adanya material timbunan pada tebing,
bekas longsoran lama, adanya bidang diskontinuitas, penggundulan hutan, dan
daerah pembuangan sampah.
Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan
air di permukaan tanah dalam jumlah besar, lalu muncullah pori-pori
atau rongga tanah,kemudian terjadi retakan dan rekahan tanah di permukaan. Hujan
lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor. Melalui tanah yang
merekah itulah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng sehingga
menimbulkan gerakan lateral.
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng
yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air
laut, dan angin.
Tanah
lempung atau tanah liat memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor,
terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan
terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek jika terkena air dan
pecah jika udara terlalu panas.
Batuan
endapan gunung api dan batuan sedimen akan mudah menjadi tanah jika mengalami
proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor apabila
terdapat pada lereng yang terjal.
Pada lahan persawahan akar tanamannya kurang kuat untuk mengikat butir
tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga
mudah terjadi longsor.
Untuk
daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohon tidak
dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan pada umumnya terjadi di daerah
longsoran lama.
Getaran gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas mengakibatkan tanah,
badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak
Akibat
susutnya muka air yang cepat di danau gaya penahan lereng menjadi
hilang.
Adanya
beban tambahan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di
sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya sering terjadi
penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke lembah.
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu,
akibat penggundulan hutan (di sekitar tikungan sungai), tebing
akan menjadi terjal.
Tanah
timbunan pada lembah yang digunakan untuk mengembangkan dan memperluas lahan
permukiman belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di
bawahnya, sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang
kemudian diikuti dengan retakan tanah.
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi.
Bidang
tidak sinambung merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang
luncuran tanah longsor.
Tanah
longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul karena pengikatan
air tanah sangat kurang.
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam
jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor, apalagi ditambah
dengan guyuran hujan.
(6)
Bandingkan hasil ringkasan kalian dengan yang telah dibuat oleh teman-teman
kalian, apakah isinya sama antara ringkasan dan teks eksplanasi berjudul
“Penyebab Tanah Longsor”.
(7)
Bacalah teks berjudul “Erosi” ini dengan cermat. Analisislah struktur teks
tersebut, benarkah struktur teks berjudul “Erosi” ini sesuai dengan struktur
teks eksplanasi yang terdiri atas pernyataan umum^urutan sebab-akibat? Jika
benar, tulislah bagian mana yang merupakan pernyataan umum dan bagian mana saja
yang merupakan urutan sebab-akibat.
Jawab :
Benar. Paragraf 1: pernyataan umum, paragraph 2-4: urutan sebab-akibat
(8)
Bacalah kembali teks “Erosi” di atas. Temukan kata kerja material dan kata
kerja relasional yang ada dalam teks tersebut. Isikan ke kolom berikut ini.
Paragraf
|
Kata
kerja material
|
Kata
kerja relasional
|
1
|
Mengangkut
|
Disebabkan
|
Tersedia
|
||
2
|
Mengenai
|
Disebabkan
|
Jatuh
|
Menimbulkan
|
|
Terlepas
|
Mengakibatkan
|
|
Terlempar
|
Melebihi
|
|
Tersebar
|
Menyediakan
|
|
Menurun
|
||
Terjadi
|
||
Menjadi
|
||
Mengangkut
|
||
Mengendap
|
||
3
|
Terjadi
|
Menyebabkan
|
Menampung
|
||
Terangkut
|
||
Mengalir
|
||
Mengendap
|
||
4
|
Terlepas
|
Mempunyai
|
Dibatasi
|
Melebihi
|
TUGAS 2
1. Kekeringan
dan krisis air bersih di desa tersebut menyebabkan air untuk kebutuhan tanaman tak ada sehingga
terpaksa membiarkan tanamanya mati.
2. PMI
Kabupaten Malang memberikan bantuan air minum secara langsung dengan mendatangi
warga setempat. Pada saat tangki air dari PMI tiba
di rumah seorang warga,
tanpa disuruh, ratusan warga langsung menyerbu tangki air dengan membawa
jerigen.
3. Namun,
imbauan petugas PMI itu tidak digubris. Warga malah berebut
menaruh jerigen di depan
tangki agar lebih dulu mendapatkan air.
Struktur
Teks
|
Kalimat
|
Pernyataan umum
|
Ratusan warga di Desa Wonorejo, Kecamatan
Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur antre dalam pembagian air minum yang
diberikan Palang Merah Indonesia(PMI) Kabupaten Malang, Rabu (26/9/2012)
siang. Warga di desa tersebut sudah sejak Juli lalu mengalami kekeringan dan
krisis air bersih.
|
Urutan sebab-akibat
|
Kekeringan dan krisis air bersih di desa tersebut
menyebabkan tidak ada air untuk kebutuhan tanaman. Wargapun membiarkan
tanaman-tanaman mati kekeringan. Air di sumur warga mengering sehingga warga
tidak mempunyai air untuk minum dan memasak. Kekeringan juga menyebabkan
tandong air warga kosong.
|
Urutan sebab-akibat
|
PMI Kabupaten Malang memberikan bantuan air minum
secara langsung dengan mendatangi warga setempat. Pada saat tangki air dari
PMI tiba warga langsung menyerbu tangki air sambil membawa jeriken. Tak
mengherankan, warga desa yang mengalami krisis air bersih ini telah
kedatangan tangki berisi 10.000 liter air. Jelas saja mereka langsung berebut
untuk mendapatkannya. Petugas PMI sudah berusaha menenangkan warga dan
menghimbau warga untuk menata jeriken mereka dijejer secara tertib. Petugas
ini bermaksud untuk membuat suasana lebih tertib dan memudahkan pembagian air
serta memastikan semua warga mendapatkan air.
|
Urutan sebab-akibat
|
Namun, imbauan petugas PMI itu tidak digubris.
Warga malah berebut meletakkan jeriken masing-masing di barisan depan supaya
lebih cepat mendapatkan air. Kekeringan yang terjadi di desa ini memang telah
mengakibatkan krisis air bersih yang cukup parah. Tetapi ternyata baru satu
desa yang mengajukan permintaan persediaan air kepada pemerintah. Dikarenakan
krisis air bersih yang terus berkelanjutan, BPBD, PMI, PDAM, dan Cipta Karya
bergantian memberikan bantuan air bersih pada warga.
|
(4) Tulislah kalimat yang
mengandung unsur sebab-akibat yang terdapat dalam teks yang telah kalian
kerjakan pada soal nomor (3) tersebut.
Jawab:
a. Kekeringan dan krisis air bersih di desa
tersebut menyebabkan tidak ada air untuk kebutuhan tanaman.
b. Kekeringan juga menyebabkan
tandong air warga kosong.
c. Kekeringan yang terjadi di desa
ini memang telah mengakibatkan krisis air bersih yang cukup parah.
d. Dikarenakan krisis air bersih
yang terus berkelanjutan, BPBD, PMI, PDAM, dan Cipta Karya bergantian
memberikan bantuan air bersih pada warga.
(5) Perhatikan bagan berikut ini
secara saksama. Amatilah bagian yang rumpang, lalu isilah dengan memberikan
konjungsi sebab-akibat yang tepat. Kalian bisa menggunakan pilihan konjungsi
berikut.
sebab,
tetapi, karena, akibat, mengakibatkan, sementara itu, sehingga, meskipun
Peristiwa
berebut air bersih sering terjadi pada saat musim kemarau. Hal ini terjadi karena
semakin minimnya jumlah air bersih yang ada di sumur-sumur atau tempat
penampungan air sementara jumlah kebutuhan air bersih semakin meningkat
dari waktu ke waktu. Berebut air tidak hanya terjadi pada air bersih tetapi
juga pada air untuk kebutuhan pengairan di lahan pertanian. Kekeringan akibat
musim kemarau melanda sejumlah daerah dan memicu berebut aliran air antarpetani.
Berebut air terjadi sebab debit air irigasi induk yang mengaliri
sejumlah persawahan berkurang, sementara air sungai mulai menyusut. Akibat
menyusutnya air sungai, petani harus berebut air di hulu sungai dengan cara
menutup dan membuka aliran anak sungai yang melintasi areal pertanian. Mereka
meronda dan berjaga di pintu pembagi untuk memastikan air sampai ke petak sawah
masing-masing. Beberapa petani terpaksa menanam tanaman yang tidak terlalu
banyak membutuhkan pasokan air. Bahkan, ada petani yang memilih melakukan panen
lebih awal guna mengantisipasi musim kemarau meskipun padi belum
waktunya dipanen. Air yang tak sampai ke persawahan mengakibatkan
tanaman padi terhambat pertumbuhannya. Proses pengisian bulir di petak-petak
yang kering menjadi tidak maksimal.
TUGAS 3
1.
Struktur teks eksplanasi Lumpur Lapindo
Pernyataan Umum
Fenomena ini sudah terjadi puluhan, bahkan ratusan
tahun yang lalu. Jumlah lumpur di Sidoarjo yang keluar dari perut bumi sekitar
100.000 meter kubik per hari, yang tidak mungkin keluar dari lubang hasil
“pengeboran” selebar 30 cm.
Urutan Sebab Akibat 1
Berdasarkan beberapa pendapat ahli, lumpur panas
keluar disebabkan karena adanya patahan, terjadi di banyak tempat di sekitar
Jawa Timur sampai ke Madura seperti Gunung Anyar di Madura, “gunung” lumpur
juga ada di Jawa Tengah (Bledug Kuwu).
Urutan Sebab Akibat 2
Akibat pendapat awal dari Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia maupun Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia yang mengatakan lumpur
di Sidoarjo ini berbahaya, menyebabkan dibuat tanggul di atas tanah milik
masyarakat, yang karena volumenya besar sehingga tidak mungkin menampung
seluruh luapan lumpur dan akhirnya menjadikan lahan yang terkena dampak menjadi
semakin luas.
Salah satu fenomena
lumpur panas adalah Lumpur Lapindo. Banjir lumpur panas Sidoarjo, juga dikenal
dengan sebutan Lumpur Lapindo atau Lumpur Sidoarjo (Lusi), adalah peristiwa
menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. di Dusun
Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur,
Indonesia, sejak tanggal 29 Mei 2006.
Urutan Sebab Akibat 3
Semburan lumpur panas selama beberapa bulan ini
menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di
tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa
Timur.
Ada yang mengatakan
bahwa lumpur Lapindo meluap karena kegiatan PT Lapindo di dekat lokasi itu.
Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006
dengan menggunakan perusahaan kontraktor pengeboran PT Medici Citra Nusantara.
Kontrak itu diperoleh Medici atas nama Alton International Indonesia, Januari
2006, setelah menang tender pengeboran dari Lapindo senilai US$ 24 juta.
Pada awalnya sumur
tersebut direncanakan hingga kedalaman 8.500 kaki (2.590 meter) untuk mencapai
formasi Kujung (batu gamping). Sumur tersebut akan dipasang selubung bor
(casing ) yang ukurannya bervariasi sesuai dengan kedalaman untuk
mengantisipasi potensi circulation loss (hilangnya lumpur dalam formasi) dan
kick (masuknya fluida formasi tersebut ke dalam sumur) sebelum pengeboran
menembus formasi Kujung.
Diperkirakan bahwa
Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pengeboran ini dengan membuat
prognosis pengeboran yang salah. Mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan
zona pengeboran mereka di zona Rembang dengan target pengeborannya adalah
formasi Kujung. Padahal mereka membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi
Kujung-nya.
Alhasil, mereka
merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu gamping
formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka tidak
meng-casing lubang karena kegiatan pemboran masih berlangsung. Selama pemboran,
lumpur overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha
menerobos (blow out) tetapi dapat diatasi dengan pompa lumpur Lapindo (Medici).
Setelah kedalaman 9.297
kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. Lapindo mengira target formasi
Kujung sudah tercapai, padahal mereka hanya menyentuh formasi Klitik. Batu
gamping formasi Klitik sangat porous (berlubang-lubang). Akibatnya lumpur yang
digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke lubang di batu
gamping formasi Klitik) atau circulation loss sehingga Lapindo
kehilangan/kehabisan lumpur di permukaan.
Akibat dari habisnya
lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan berusaha menerobos ke luar
(terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga dipotong.
Sesuai prosedur standar, operasi pengeboran dihentikan, perangkap Blow Out
Preventer (BOP) di rig segera ditutup dan segera dipompakan lumpur pengeboran
berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick.
Kemungkinan yang
terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah telanjur naik ke atas sampai ke
batas antara open-hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8
inci. Di kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil
dan kemungkinan banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa
sampai ke permukaan.
Karena tidak dapat
melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur disebabkan BOP
sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan
lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi dan berhasil.
Inilah mengapa surface
blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu
sendiri.[butuh rujukan] Perlu diketahui bahwa untuk operasi sebuah kegiatan
pengeboran migas di Indonesia setiap tindakan harus seizin BPMIGAS, semua
dokumen terutama tentang pemasangan casing sudah disetujui oleh BPMIGAS.
2.
Presentasi di depan kelas
3.
Ya bisa, ya telah diuraikan dengan jelas.
No
|
Pernyataan
|
B
|
S
|
TT
|
1
|
Lumpur
Lapindo adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo
Brantas Inc. di dusun Balongnongo.
|
ü
|
||
2
|
Volume
lumpur diperkirakan sekitar 5000 hingga 50.000 m3 per tahun.
|
ü
|
||
3
|
Lumpur
panas sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
|
ü
|
||
4
|
Kandungan
logam berat air raksa menyebabkan iritasi kulit dan kanker.
|
ü
|
||
5
|
Kandungan
fenol bisa menyebabkan sel darah merah pecah, jantung berdebar, dan gangguan
ginjal.
|
ü
|
||
6
|
Data
di Puskesmas Porong menunjukkan tren sejumlah penyakit terus menurun sejak
2006.
|
ü
|
||
7
|
Genangan
pada permukiman menyebabkan warga harus dievakuasi.
|
ü
|
||
8
|
Areal
pertanian dan perkebunan rusak akibat genangan lumpur.
|
ü
|
||
9
|
Pabrik
yang tergenang harus menghentikan aktifitas produksi.
|
ü
|
||
10
|
Genangan
menyebabkan kerusakan lingkungan wilayah.
|
ü
|
||
11
|
Ruas
jalan tol Surabaya – Gempol dibuka hingga waktu yang tak ditentukan.
|
ü
|
||
12
|
Akibat
amblasnya permukaan tanah, pipa air milik PDAM Surabaya patah.
|
ü
|
||
13
|
Pipa
gas milik Pertamina meledak akibat penurunan tanah karena tekanan lumpur.
|
ü
|
||
14
|
Sebuah
SUTET milik PT PLN tidak dapat difungsikan.
|
ü
|
||
15
|
Perpecahan
warga mulai muncul menyangkut biaya ganti rugi.
|
ü
|
||
16
|
Warga
berebut truk pembawa tangki BBM
|
ü
|
||
17
|
Warga
melakukan penolakan menyangkut lokasi pembuangan limbah.
|
ü
|
5. Menganalisis dan mengidentifikasi
a)Lumpur
panas terjadi karena rekahan alami
Pernyataan
umum
Fenomena ini sudah terjadi puluhan, bahkan ratusan
tahun yang lalu. Jumlah lumpur di Sidoarjo yang keluar dari perut bumi sekitar
100.000 meter kubik per hari, yang tidak mungkin keluar dari lubang hasil
“pengeboran” selebar 30 cm.
· Urutan
Sebab Akibat 1
Berdasarkan beberapa pendapat ahli, lumpur panas
keluar disebabkan karena adanya patahan, terjadi di banyak tempat di sekitar
Jawa Timur sampai ke Madura seperti Gunung Anyar di Madura, “gunung” lumpur
juga ada di Jawa Tengah (Bledug Kuwu).
· Urutan
Sebab Akibat 2
Akibat pendapat awal dari Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia maupun Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia yang mengatakan lumpur
di Sidoarjo ini berbahaya, menyebabkan dibuat tanggul di atas tanah milik
masyarakat, yang karena volumenya besar sehingga tidak mungkin menampung
seluruh luapan lumpur dan akhirnya menjadikan lahan yang terkena dampak menjadi
semakin luas.
Salah satu fenomena lumpur panas adalah Lumpur
Lapindo. Banjir lumpur panas Sidoarjo, juga dikenal dengan sebutan Lumpur
Lapindo atau Lumpur Sidoarjo (Lusi), adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas
di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. di Dusun Balongnongo Desa
Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia, sejak
tanggal 29 Mei 2006.
· Urutan
Sebab Akibat 3
Semburan lumpur panas selama beberapa bulan ini
menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di
tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa
Timur.
Ada yang mengatakan bahwa lumpur Lapindo meluap
karena kegiatan PT Lapindo di dekat lokasi itu. Lapindo Brantas melakukan
pengeboran sumur Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006 dengan menggunakan
perusahaan kontraktor pengeboran PT Medici Citra Nusantara. Kontrak itu diperoleh
Medici atas nama Alton International Indonesia, Januari 2006, setelah menang
tender pengeboran dari Lapindo senilai US$ 24 juta.
Pada awalnya sumur tersebut direncanakan hingga
kedalaman 8.500 kaki (2.590 meter) untuk mencapai formasi Kujung (batu gamping).
Sumur tersebut akan dipasang selubung bor (casing ) yang ukurannya bervariasi
sesuai dengan kedalaman untuk mengantisipasi potensi circulation loss
(hilangnya lumpur dalam formasi) dan kick (masuknya fluida formasi tersebut ke
dalam sumur) sebelum pengeboran menembus formasi Kujung.
Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan
kegiatan pengeboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka
membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pengeboran mereka di zona Rembang
dengan target pengeborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka membor di
zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujung-nya.
Alhasil, mereka merencanakan memasang casing
setelah menyentuh target yaitu batu gamping formasi Kujung yang sebenarnya
tidak ada. Selama mengebor mereka tidak meng-casing lubang karena kegiatan
pemboran masih berlangsung. Selama pemboran, lumpur overpressure (bertekanan
tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos (blow out) tetapi dapat
diatasi dengan pompa lumpur Lapindo (Medici).
Setelah kedalaman 9.297 kaki, akhirnya mata bor
menyentuh batu gamping. Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai,
padahal mereka hanya menyentuh formasi Klitik. Batu gamping formasi Klitik
sangat porous (berlubang-lubang). Akibatnya lumpur yang digunakan untuk melawan
lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke lubang di batu gamping formasi Klitik)
atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan lumpur di
permukaan.
Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur
formasi Pucangan berusaha menerobos ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha
ditarik tetapi terjepit sehingga dipotong. Sesuai prosedur standar, operasi
pengeboran dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup
dan segera dipompakan lumpur pengeboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan
tujuan mematikan kick.
Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan
tinggi sudah telanjur naik ke atas sampai ke batas antara open-hole dengan
selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inci. Di kedalaman tersebut,
diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil dan kemungkinan banyak
terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan.
Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus
ke atas melalui lubang sumur disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi
bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu
melewati rekahan alami tadi dan berhasil.
Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai
tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri.[butuh rujukan] Perlu
diketahui bahwa untuk operasi sebuah kegiatan pengeboran migas di Indonesia
setiap tindakan harus seizin BPMIGAS, semua dokumen terutama tentang pemasangan
casing sudah disetujui oleh BPMIGAS.
b) Lumpur Panas Terjadi Karena Tindakan Manusia
· Peryataan
Umum
Tragedi ‘Lumpur Lapindo’ dimulai pada tanggal 27
Mei 2006. Peristiwa ini menjadi suatu tragedi ketika banjir lumpur panas mulai
menggenangi areal persawahan, pemukiman penduduk dan kawasan industri. Hal ini
wajar mengingat volume lumpur diperkirakan sekitar 5.000 hingga 50 ribu meter
kubik perhari (setara dengan muatan penuh 690 truk peti kemas berukuran besar).
Akibatnya, semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat
sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur: genangan hingga
setinggi 6 meter pada pemukiman; total warga yang dievakuasi lebih dari 8.200
jiwa; rumah/tempat tinggal yang rusak sebanyak 1.683 unit; areal pertanian
dan perkebunan rusak hingga lebih dari 200 ha; lebih dari 15 pabrik yang
tergenang menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan lebih dari 1.873
orang; tidak berfungsinya sarana pendidikan; kerusakan lingkungan wilayah yang
tergenangi; rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan
telepon); terhambatnya ruas jalan tol Malang-Surabaya yang berakibat pula
terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang
selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.3
· Urutan
Sebab Akibat 1
Lumpur juga berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Kandungan logam berat (Hg), misalnya, mencapai 2,565 mg/liter Hg, padahal baku
mutunya hanya 0,002 mg/liter Hg. Hal ini menyebabkan infeksi saluran
pernapasan, iritasi kulit dan kanker.4 Kandungan fenol bisa menyebabkan
sel darah merah pecah (hemolisis), jantung berdebar (cardiac aritmia), dan
gangguan ginjal.5
· Urutan
Sebab Akibat 2
Selain perusakan lingkungan dan gangguan kesehatan,
dampak sosial banjir lumpur tidak bisa dipandang remeh. Setelah lebih dari 100
hari tidak menunjukkan perbaikan kondisi, baik menyangkut kepedulian
pemerintah, terganggunya pendidikan dan sumber penghasilan, ketidakpastian
penyelesaian, dan tekanan psikis yang bertubi-tubi, krisis sosial mulai
mengemuka. Perpecahan warga mulai muncul menyangkut biaya ganti rugi, teori
konspirasi penyuapan oleh Lapindo,6 rebutan truk pembawa tanah urugan
hingga penolakan menyangkut lokasi pembuangan lumpur setelah skenario
penanganan teknis kebocoran 1 (menggunakan snubbing unit) dan 2 (pembuatan relief
well) mengalami kegagalan. Akhirnya, yang muncul adalah konflik horisontal.
c) Masalah
Sosial Terjadi Akibat Adanya Lumpur Panas
Pernyataan Umum
Akibat/dampak yang ditimbulkan dari semburan lumpur
lapindo sangatlah banyak, terutama bagi warga sekitar. Dampak yang ditimbulkan
menyangkut beberapa aspek, seperti dampak sosial dan pencemaran lingkungan.
Ada beberapa dampak sosial yang terjadi akibat
luapan lumpur lapindo, misal dampak terhadap perekonomian di Jawa Timur, dampak
kesehatan, dan dampak pendidikan.
Urutan Sebab Akibat 1
Dampak pada perekonomian mengakibatkan PT Lapindo
melalui PT Minarak Lapindo Jaya mengeluarkan dana untuk mengganti tanah
masyarakat dan membuat tanggul sebesar 6 Triliun Rupiah. Tinggi genangan lumpur
yang mencapai 6 meter di pemukiman warga sudah membuat warga rugi atas
rumah/tempat tinggal, lahan pertaniannya dan perkebunan yang rusak.
Pabrik-pabrik pun rusak tidak bisa difungsikan untuk proses produksi, sarana
dan prasarana (jaringan telepon dan listrik) juga tidak dapat berfungsi, serat
terhambatnya ruas jalan tol Malang-Surabaya yang mengakibatkan aktivitas
produksi dari Mojokerto dan Pasuruan yang selama ini menjadi salah satu kawasan
industri utama di Jawa Timur.
Urutan Sebab Akibat 2
Gas Metana yang beracun tersebut banyak menyebabkan
penyakit bagi warga yang menghirupnya. Tercatat dampak kesehatan di Puskesmas
Porong menunjukkan banyaknya penderita infeksi saluran pernafasan yang semakin
meningkat sejak 2006 lalu hingga mencapai 52.543 orang di 2009. Dan juga penderita
gastritis melonjak hingga 22.189 orang di 2009 yang sebelumnya tercatat 7.416
di 2005.
Untuk masalah
pendidikan, ada 33 sekolah tenggelam dalam lumpur dan sampai Juni 2012 belum
ada sekolah yang dibangun sebagi pengganti. Akhirnya pendidikan yang harusnya
dirasakan oleh pelajar harus terbengkelai.
Urutan Sebab Akibat 3
Dampak berikutnya adalah pencemaran lingkungan,
dampak ini sebenarnya sudah berhubungan dengan dampak-dampak yang lain, dampak
kesehatan misalnya. Dari lingkungan yang lama setelah semburan lumpur tak
tertanggulangi akan menimbulkan pencemaran yang luar biasa. Pencemaran ini
sungguh merugikan sekali, karena lingkungan yang sangat berdampak dengan
aktivitas manusia harus punah dan tidak bisa digunakan lagi.
Dampak-dampak yang timbul telah lama dimintai
pertanggungjawaban oleh warga. Namun warga belum merasakan ganti rugi oleh PT
Lapindo serta tindakan pemerintah atas meluapnya lumpur panas tersebut.
Akhirnya perpecahan mulai muncul antara pemerintah, PT Lapindo Brantas dan
warga korban lumpur lapindo.
0 komentar:
Posting Komentar