Senin, 19 September 2016

Kegiatan 2 Tugas 1 Menganalisis Teks Eksplanasi

KEGIATAN 2
TUGAS 1
Menganalisis Teks Eksplanasi

(1) Teks yang berjudul “Penyebab Tanah Longsor” berisi penjelasan tentang proses terjadinya tanah longsor. Bacalah teks tersebut sekali lagi dan temukan penyebab terjadinya tanah longsor, kemudian isilah diagram berikut ini.

(2) Rangkaian peristiwa pada diagram di atas menunjukkan proses bagaimana tanah longsor terjadi. Pada paragraf berapakah diawalinya penjelasan mengenai penyebab terjadinya tanah longsor?
Jawab             : Paragraf 3



(3)    Setelah kalian membaca dan mencermati bagian yang dicetak tebal dan digarisbawahi pada soal nomor (3), kerjakanlah tugas ini. Baca, cermati, dan beri tanda (cetak tebal untuk kata kerja material dan beri garis bawah untuk kata kerja relasional) pada kalimat berikut.

a) Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan/ punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal, berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi.

b) Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan.

c) Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah, sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban, serta berat jenis tanah/batuan.

d) Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar.

e) Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin.

f) Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadilembek jika terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.

g) Pada lahan persawahan akar tanamannya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor.

h) Akibat susutnya muka air yang cepat di danau, gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.

(5) Teks eksplanasi yang berjudul “Penyebab Tanah Longsor” dapat disajikan secara ringkas. Caranya, kalian hanya menulis ulang kalimat-kalimat inti dari setiap tahap pada struktur teks itu. Pertama, kalian mengemukakan pernyataan umum tentang tanah longsor. Kedua, sebutkan penyebab terjadinya tanah longsor. Sebagai latihan, lengkapilah kerangka ini.

Jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan gunung berapi. Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan/ punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal, berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi. 
Tanah longsor terjadi karena hujan, lereng terjal, tanah yang kurang padat/tebal,batuan yang kurang kuat, jenis tata lahan, getaran, susut muka danau/ bendungan, adanya beban tambahan, pengkisan/erosi, adanya material timbunan pada tebing, bekas longsoran lama, adanya bidang diskontinuitas, penggundulan hutan, dan daerah pembuangan sampah.
Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar, lalu muncullah pori-pori atau rongga tanah,kemudian terjadi retakan dan rekahan tanah di permukaan. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor. Melalui tanah yang merekah itulah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng sehingga menimbulkan gerakan lateral. 
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena  pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin.
Tanah lempung atau tanah liat memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor, terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek jika terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.
Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen akan mudah menjadi tanah jika mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor apabila terdapat pada lereng yang terjal.  
Pada lahan persawahan akar tanamannya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor.
Untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena  akar pohon tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan pada umumnya terjadi di daerah longsoran lama.
Getaran gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas mengakibatkan tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau gaya penahan lereng menjadi hilang.
Adanya beban tambahan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya sering terjadi penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke lembah.
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu, akibat penggundulan hutan  (di sekitar tikungan sungai), tebing akan menjadi terjal.
Tanah timbunan pada lembah yang digunakan untuk mengembangkan dan memperluas lahan permukiman belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya, sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi.
Bidang tidak sinambung merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai  bidang luncuran tanah longsor.
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul karena pengikatan air tanah sangat kurang.
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor, apalagi ditambah dengan guyuran hujan.

(6) Bandingkan hasil ringkasan kalian dengan yang telah dibuat oleh teman-teman kalian, apakah isinya sama antara ringkasan dan teks eksplanasi berjudul “Penyebab Tanah Longsor”.

(7) Bacalah teks berjudul “Erosi” ini dengan cermat. Analisislah struktur teks tersebut, benarkah struktur teks berjudul “Erosi” ini sesuai dengan struktur teks eksplanasi yang terdiri atas pernyataan umum^urutan sebab-akibat? Jika benar, tulislah bagian mana yang merupakan pernyataan umum dan bagian mana saja yang merupakan urutan sebab-akibat.
      Jawab             : Benar. Paragraf 1: pernyataan umum, paragraph 2-4: urutan sebab-akibat

(8) Bacalah kembali teks “Erosi” di atas. Temukan kata kerja material dan kata kerja relasional yang ada dalam teks tersebut. Isikan ke kolom berikut ini.
Paragraf
Kata kerja material
Kata kerja relasional
1
Mengangkut
Disebabkan
Tersedia
2
Mengenai
Disebabkan
Jatuh
Menimbulkan
Terlepas
Mengakibatkan
Terlempar
Melebihi
Tersebar
Menyediakan
Menurun
Terjadi
Menjadi
Mengangkut
Mengendap
3
Terjadi
Menyebabkan
Menampung
Terangkut
Mengalir
Mengendap
4
Terlepas
Mempunyai
Dibatasi
Melebihi



TUGAS 2

1.    Kekeringan dan krisis air bersih di desa tersebut menyebabkan air untuk kebutuhan tanaman tak ada sehingga terpaksa membiarkan tanamanya mati.

2.    PMI Kabupaten Malang memberikan bantuan air minum secara langsung dengan mendatangi warga setempat. Pada saat tangki air dari PMI tiba
di rumah seorang warga, tanpa disuruh, ratusan warga langsung menyerbu tangki air dengan membawa jerigen.

3.    Namun, imbauan petugas PMI itu tidak digubris. Warga malah berebut
 menaruh jerigen di depan tangki agar lebih dulu mendapatkan air.

Struktur Teks
Kalimat
Pernyataan umum
Ratusan warga di Desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur antre dalam pembagian air minum yang diberikan Palang Merah Indonesia(PMI) Kabupaten Malang, Rabu (26/9/2012) siang. Warga di desa tersebut sudah sejak Juli lalu mengalami kekeringan dan krisis air bersih. 
Urutan sebab-akibat
Kekeringan dan krisis air bersih di desa tersebut menyebabkan tidak ada air untuk kebutuhan tanaman. Wargapun membiarkan tanaman-tanaman mati kekeringan. Air di sumur warga mengering sehingga warga tidak mempunyai air untuk minum dan memasak. Kekeringan juga menyebabkan tandong air warga kosong.
Urutan sebab-akibat
PMI Kabupaten Malang memberikan bantuan air minum secara langsung dengan mendatangi warga setempat. Pada saat tangki air dari PMI tiba warga langsung menyerbu tangki air sambil membawa jeriken. Tak mengherankan, warga desa yang mengalami krisis air bersih ini telah kedatangan tangki berisi 10.000 liter air. Jelas saja mereka langsung berebut untuk mendapatkannya. Petugas PMI sudah berusaha menenangkan warga dan menghimbau warga untuk menata jeriken mereka dijejer secara tertib. Petugas ini bermaksud untuk membuat suasana lebih tertib dan memudahkan pembagian air serta memastikan semua warga mendapatkan air.
Urutan sebab-akibat
Namun, imbauan petugas PMI itu tidak digubris. Warga malah berebut meletakkan jeriken masing-masing di barisan depan supaya lebih cepat mendapatkan air. Kekeringan yang terjadi di desa ini memang telah mengakibatkan krisis air bersih yang cukup parah. Tetapi ternyata baru satu desa yang mengajukan permintaan persediaan air kepada pemerintah. Dikarenakan krisis air bersih yang terus berkelanjutan, BPBD, PMI, PDAM, dan Cipta Karya bergantian memberikan bantuan air bersih pada warga.

(4) Tulislah kalimat yang mengandung unsur sebab-akibat yang terdapat dalam teks yang telah kalian kerjakan pada soal nomor (3) tersebut.
Jawab:
a.   Kekeringan dan krisis air bersih di desa tersebut menyebabkan tidak ada air untuk kebutuhan tanaman.
b.   Kekeringan juga menyebabkan tandong air warga kosong.
c.   Kekeringan yang terjadi di desa ini memang telah mengakibatkan krisis air bersih yang cukup parah.
d.   Dikarenakan krisis air bersih yang terus berkelanjutan, BPBD, PMI, PDAM, dan Cipta Karya bergantian memberikan bantuan air bersih pada warga.

(5) Perhatikan bagan berikut ini secara saksama. Amatilah bagian yang rumpang, lalu isilah dengan memberikan konjungsi sebab-akibat yang tepat. Kalian bisa menggunakan pilihan konjungsi berikut.
sebab, tetapi, karena, akibat, mengakibatkan, sementara itu, sehingga, meskipun

Peristiwa berebut air bersih sering terjadi pada saat musim kemarau. Hal ini terjadi karena semakin minimnya jumlah air bersih yang ada di sumur-sumur atau tempat penampungan air sementara jumlah kebutuhan air bersih semakin meningkat dari waktu ke waktu. Berebut air tidak hanya terjadi pada air bersih tetapi juga pada air untuk kebutuhan pengairan di lahan pertanian. Kekeringan akibat musim kemarau melanda sejumlah daerah dan memicu berebut aliran air antarpetani. Berebut air terjadi sebab debit air irigasi induk yang mengaliri sejumlah persawahan berkurang, sementara air sungai mulai menyusut. Akibat menyusutnya air sungai, petani harus berebut air di hulu sungai dengan cara menutup dan membuka aliran anak sungai yang melintasi areal pertanian. Mereka meronda dan berjaga di pintu pembagi untuk memastikan air sampai ke petak sawah masing-masing. Beberapa petani terpaksa menanam tanaman yang tidak terlalu banyak membutuhkan pasokan air. Bahkan, ada petani yang memilih melakukan panen lebih awal guna mengantisipasi musim kemarau meskipun padi belum waktunya dipanen. Air yang tak sampai ke persawahan mengakibatkan tanaman padi terhambat pertumbuhannya. Proses pengisian bulir di petak-petak yang kering menjadi tidak maksimal.








TUGAS 3

1.      Struktur teks eksplanasi Lumpur Lapindo

Pernyataan Umum
Fenomena ini sudah terjadi puluhan, bahkan ratusan tahun yang lalu. Jumlah lumpur di Sidoarjo yang keluar dari perut bumi sekitar 100.000 meter kubik per hari, yang tidak mungkin keluar dari lubang hasil “pengeboran” selebar 30 cm.

Urutan Sebab Akibat 1
Berdasarkan beberapa pendapat ahli, lumpur panas keluar disebabkan karena adanya patahan, terjadi di banyak tempat di sekitar Jawa Timur sampai ke Madura seperti Gunung Anyar di Madura, “gunung” lumpur juga ada di Jawa Tengah (Bledug Kuwu).

Urutan Sebab Akibat 2
Akibat pendapat awal dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia maupun Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia yang mengatakan lumpur di Sidoarjo ini berbahaya, menyebabkan dibuat tanggul di atas tanah milik masyarakat, yang karena volumenya besar sehingga tidak mungkin menampung seluruh luapan lumpur dan akhirnya menjadikan lahan yang terkena dampak menjadi semakin luas.
Salah satu fenomena lumpur panas adalah Lumpur Lapindo. Banjir lumpur panas Sidoarjo, juga dikenal dengan sebutan Lumpur Lapindo atau Lumpur Sidoarjo (Lusi), adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia, sejak tanggal 29 Mei 2006.

Urutan Sebab Akibat 3
Semburan lumpur panas selama beberapa bulan ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.
Ada yang mengatakan bahwa lumpur Lapindo meluap karena kegiatan PT Lapindo di dekat lokasi itu. Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006 dengan menggunakan perusahaan kontraktor pengeboran PT Medici Citra Nusantara. Kontrak itu diperoleh Medici atas nama Alton International Indonesia, Januari 2006, setelah menang tender pengeboran dari Lapindo senilai US$ 24 juta.
Pada awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8.500 kaki (2.590 meter) untuk mencapai formasi Kujung (batu gamping). Sumur tersebut akan dipasang selubung bor (casing ) yang ukurannya bervariasi sesuai dengan kedalaman untuk mengantisipasi potensi circulation loss (hilangnya lumpur dalam formasi) dan kick (masuknya fluida formasi tersebut ke dalam sumur) sebelum pengeboran menembus formasi Kujung.
Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pengeboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pengeboran mereka di zona Rembang dengan target pengeborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujung-nya.
Alhasil, mereka merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka tidak meng-casing lubang karena kegiatan pemboran masih berlangsung. Selama pemboran, lumpur overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos (blow out) tetapi dapat diatasi dengan pompa lumpur Lapindo (Medici).
Setelah kedalaman 9.297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal mereka hanya menyentuh formasi Klitik. Batu gamping formasi Klitik sangat porous (berlubang-lubang). Akibatnya lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke lubang di batu gamping formasi Klitik) atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan lumpur di permukaan.
Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan berusaha menerobos ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga dipotong. Sesuai prosedur standar, operasi pengeboran dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup dan segera dipompakan lumpur pengeboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick.
Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah telanjur naik ke atas sampai ke batas antara open-hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inci. Di kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil dan kemungkinan banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan.
Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi dan berhasil.
Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri.[butuh rujukan] Perlu diketahui bahwa untuk operasi sebuah kegiatan pengeboran migas di Indonesia setiap tindakan harus seizin BPMIGAS, semua dokumen terutama tentang pemasangan casing sudah disetujui oleh BPMIGAS.

2.      Presentasi di depan kelas
3.      Ya bisa, ya telah diuraikan dengan jelas.
No
Pernyataan
B
S
TT
1
Lumpur Lapindo adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. di dusun Balongnongo.
ü


2
Volume lumpur diperkirakan sekitar 5000 hingga 50.000 m3 per tahun.
ü


3
Lumpur panas sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
ü


4
Kandungan logam berat air raksa menyebabkan iritasi kulit dan kanker.
ü


5
Kandungan fenol bisa menyebabkan sel darah merah pecah, jantung berdebar, dan gangguan ginjal.
ü


6
Data di Puskesmas Porong menunjukkan tren sejumlah penyakit terus menurun sejak 2006.

ü

7
Genangan pada permukiman menyebabkan warga harus dievakuasi.
ü


8
Areal pertanian dan perkebunan rusak akibat genangan lumpur.
ü


9
Pabrik yang tergenang harus menghentikan aktifitas produksi.
ü


10
Genangan menyebabkan kerusakan lingkungan wilayah.
ü


11
Ruas jalan tol Surabaya – Gempol dibuka hingga waktu yang tak ditentukan.

ü

12
Akibat amblasnya permukaan tanah, pipa air milik PDAM Surabaya patah.
ü


13
Pipa gas milik Pertamina meledak akibat penurunan tanah karena tekanan lumpur.
ü


14
Sebuah SUTET milik PT PLN tidak dapat difungsikan.
ü


15
Perpecahan warga mulai muncul menyangkut biaya ganti rugi.
ü


16
Warga berebut truk pembawa tangki BBM

ü

17
Warga melakukan penolakan menyangkut lokasi pembuangan limbah.
ü



5. Menganalisis dan mengidentifikasi
a)Lumpur panas terjadi karena rekahan alami
Pernyataan umum
Fenomena ini sudah terjadi puluhan, bahkan ratusan tahun yang lalu. Jumlah lumpur di Sidoarjo yang keluar dari perut bumi sekitar 100.000 meter kubik per hari, yang tidak mungkin keluar dari lubang hasil “pengeboran” selebar 30 cm.

·         Urutan Sebab Akibat 1
Berdasarkan beberapa pendapat ahli, lumpur panas keluar disebabkan karena adanya patahan, terjadi di banyak tempat di sekitar Jawa Timur sampai ke Madura seperti Gunung Anyar di Madura, “gunung” lumpur juga ada di Jawa Tengah (Bledug Kuwu).

·         Urutan Sebab Akibat 2
Akibat pendapat awal dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia maupun Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia yang mengatakan lumpur di Sidoarjo ini berbahaya, menyebabkan dibuat tanggul di atas tanah milik masyarakat, yang karena volumenya besar sehingga tidak mungkin menampung seluruh luapan lumpur dan akhirnya menjadikan lahan yang terkena dampak menjadi semakin luas.
Salah satu fenomena lumpur panas adalah Lumpur Lapindo. Banjir lumpur panas Sidoarjo, juga dikenal dengan sebutan Lumpur Lapindo atau Lumpur Sidoarjo (Lusi), adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia, sejak tanggal 29 Mei 2006.

·         Urutan Sebab Akibat 3
Semburan lumpur panas selama beberapa bulan ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.
Ada yang mengatakan bahwa lumpur Lapindo meluap karena kegiatan PT Lapindo di dekat lokasi itu. Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006 dengan menggunakan perusahaan kontraktor pengeboran PT Medici Citra Nusantara. Kontrak itu diperoleh Medici atas nama Alton International Indonesia, Januari 2006, setelah menang tender pengeboran dari Lapindo senilai US$ 24 juta.
Pada awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8.500 kaki (2.590 meter) untuk mencapai formasi Kujung (batu gamping). Sumur tersebut akan dipasang selubung bor (casing ) yang ukurannya bervariasi sesuai dengan kedalaman untuk mengantisipasi potensi circulation loss (hilangnya lumpur dalam formasi) dan kick (masuknya fluida formasi tersebut ke dalam sumur) sebelum pengeboran menembus formasi Kujung.
Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pengeboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pengeboran mereka di zona Rembang dengan target pengeborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujung-nya.
Alhasil, mereka merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka tidak meng-casing lubang karena kegiatan pemboran masih berlangsung. Selama pemboran, lumpur overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos (blow out) tetapi dapat diatasi dengan pompa lumpur Lapindo (Medici).
Setelah kedalaman 9.297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal mereka hanya menyentuh formasi Klitik. Batu gamping formasi Klitik sangat porous (berlubang-lubang). Akibatnya lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke lubang di batu gamping formasi Klitik) atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan lumpur di permukaan.
Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan berusaha menerobos ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga dipotong. Sesuai prosedur standar, operasi pengeboran dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup dan segera dipompakan lumpur pengeboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick.
Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah telanjur naik ke atas sampai ke batas antara open-hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inci. Di kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil dan kemungkinan banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan.
Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi dan berhasil.
Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri.[butuh rujukan] Perlu diketahui bahwa untuk operasi sebuah kegiatan pengeboran migas di Indonesia setiap tindakan harus seizin BPMIGAS, semua dokumen terutama tentang pemasangan casing sudah disetujui oleh BPMIGAS.

         

b) Lumpur Panas Terjadi Karena Tindakan Manusia

·         Peryataan Umum
Tragedi ‘Lumpur Lapindo’ dimulai pada tanggal 27 Mei 2006. Peristiwa ini menjadi suatu tragedi ketika banjir lumpur panas mulai menggenangi areal persawahan, pemukiman penduduk dan kawasan industri. Hal ini wajar mengingat volume lumpur diperkirakan sekitar 5.000 hingga 50 ribu meter kubik perhari (setara dengan muatan penuh 690 truk peti kemas berukuran besar). Akibatnya, semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur: genangan hingga setinggi 6 meter pada pemukiman; total warga yang dievakuasi lebih dari 8.200 jiwa; rumah/tempat tinggal yang rusak sebanyak 1.683 unit; areal pertanian dan perkebunan rusak hingga lebih dari 200 ha; lebih dari 15 pabrik yang tergenang menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan lebih dari 1.873 orang; tidak berfungsinya sarana pendidikan; kerusakan lingkungan wilayah yang tergenangi; rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon); terhambatnya ruas jalan tol Malang-Surabaya yang berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.3

·         Urutan Sebab Akibat 1
Lumpur juga berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Kandungan logam berat (Hg), misalnya, mencapai 2,565 mg/liter Hg, padahal baku mutunya hanya 0,002 mg/liter Hg. Hal ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan, iritasi kulit dan kanker.4 Kandungan fenol bisa menyebabkan sel darah merah pecah (hemolisis), jantung berdebar (cardiac aritmia), dan gangguan ginjal.5

·         Urutan Sebab Akibat 2
Selain perusakan lingkungan dan gangguan kesehatan, dampak sosial banjir lumpur tidak bisa dipandang remeh. Setelah lebih dari 100 hari tidak menunjukkan perbaikan kondisi, baik menyangkut kepedulian pemerintah, terganggunya pendidikan dan sumber penghasilan, ketidakpastian penyelesaian, dan tekanan psikis yang bertubi-tubi, krisis sosial mulai mengemuka. Perpecahan warga mulai muncul menyangkut biaya ganti rugi, teori konspirasi penyuapan oleh Lapindo,6 rebutan truk pembawa tanah urugan hingga penolakan menyangkut lokasi pembuangan lumpur setelah skenario penanganan teknis kebocoran 1 (menggunakan snubbing unit) dan 2 (pembuatan relief well) mengalami kegagalan. Akhirnya, yang muncul adalah konflik horisontal.






c)    Masalah Sosial Terjadi Akibat Adanya Lumpur Panas

Pernyataan Umum
Akibat/dampak yang ditimbulkan dari semburan lumpur lapindo sangatlah banyak, terutama bagi warga sekitar. Dampak yang ditimbulkan menyangkut beberapa aspek, seperti dampak sosial dan pencemaran lingkungan.
Ada beberapa dampak sosial yang terjadi akibat luapan lumpur lapindo, misal dampak terhadap perekonomian di Jawa Timur, dampak kesehatan, dan dampak pendidikan.

Urutan Sebab Akibat 1
Dampak pada perekonomian mengakibatkan PT Lapindo melalui PT Minarak Lapindo Jaya mengeluarkan dana untuk mengganti tanah masyarakat dan membuat tanggul sebesar 6 Triliun Rupiah. Tinggi genangan lumpur yang mencapai 6 meter di pemukiman warga sudah membuat warga rugi atas rumah/tempat tinggal, lahan pertaniannya dan perkebunan yang rusak. Pabrik-pabrik pun rusak tidak bisa difungsikan untuk proses produksi, sarana dan prasarana (jaringan telepon dan listrik) juga tidak dapat berfungsi, serat terhambatnya ruas jalan tol Malang-Surabaya yang mengakibatkan aktivitas produksi dari Mojokerto dan Pasuruan yang selama ini menjadi salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.

Urutan Sebab Akibat 2
Gas Metana yang beracun tersebut banyak menyebabkan penyakit bagi warga yang menghirupnya. Tercatat dampak kesehatan di Puskesmas Porong menunjukkan banyaknya penderita infeksi saluran pernafasan yang semakin meningkat sejak 2006 lalu hingga mencapai 52.543 orang di 2009. Dan juga penderita gastritis melonjak hingga 22.189 orang di 2009 yang sebelumnya tercatat 7.416 di 2005.
Untuk masalah pendidikan, ada 33 sekolah tenggelam dalam lumpur dan sampai Juni 2012 belum ada sekolah yang dibangun sebagi pengganti. Akhirnya pendidikan yang harusnya dirasakan oleh pelajar harus terbengkelai.

Urutan Sebab Akibat 3
Dampak berikutnya adalah pencemaran lingkungan, dampak ini sebenarnya sudah berhubungan dengan dampak-dampak yang lain, dampak kesehatan misalnya. Dari lingkungan yang lama setelah semburan lumpur tak tertanggulangi akan menimbulkan pencemaran yang luar biasa. Pencemaran ini sungguh merugikan sekali, karena lingkungan yang sangat berdampak dengan aktivitas manusia harus punah dan tidak bisa digunakan lagi.

Dampak-dampak yang timbul telah lama dimintai pertanggungjawaban oleh warga. Namun warga belum merasakan ganti rugi oleh PT Lapindo serta tindakan pemerintah atas meluapnya lumpur panas tersebut. Akhirnya perpecahan mulai muncul antara pemerintah, PT Lapindo Brantas dan warga korban lumpur lapindo.



0 komentar:

Posting Komentar