KEGIATAN 2
Kerja Sama Membangun
Teks Ulasan
TUGAS 1
Mengevaluasi Teks
“Belajar Ikhlas dari ‘Hafalan Shalat Delisa’”
(1) (a) Ya pernah.
(b) Jangan
bandingkan dengan teknologi 3D film Amerika untuk mendeskripsikan tsunami
tersebut. Film khas Indonesia yang satu ini memang tidak bisa dibandingkan
dengan teknologi film Amerika, karena kesederhanaan efeknya. Namun
kesederhanaan dalam film ini dapat tertutupi dengan totalitas para pemain
film (aktris dan aktor) yang mendalami peran mereka dengan baik disertai juga
dengan jalan cerita yang menyentuh dan mengandung pesan kemanusiaan yang sangat
besar.
(c)Tsunami yang terjadi pada tanggal
24 Desember 2004 merenggut banyak korban dan menyisakan kesedihan bagi sebagian
besar masyarakat aceh, begitu juga dengan delisa, Gadis kecil yang baru berusia
6 tahun harus kehilangan ummi, ketiga kakak kandung, tetangga, teman kerabat,
tempat tinggal, tempat bermain, dan sebagainya. Tapi tokoh Delisa yang Tegar
dan ceria bisa mengatasi kesedihannya dan bisa memaknai makna keiklasan untuk
sesuatu yang telah hilang dan pergi untuk selamanya. Ia mampu memberikan
inspirasi dan pemahaman kepada masyarakat yang berada disekitarnya.
(d) Setelah
peristiwa tsunami mereda, Delisa diselamatkan seorang tentara A.S bernama
Smith, namun kaki delisa harus diamputasi. Delisa juga dikenalkan dengan
Sophie, relawan yang merasa simpati terhadapnya. Dia sudah mengetahui bahwa
umi, dan ketiga kakaknya telah pergi, yang digambarkan melalui surealis
melintasi sebuah gerbang di lepas pantai menuju negri dengan masjid yang indah.
Namun keberadaan uminya masih misterius. Melihat keadaan delisa, Smith ingin
mengadopsi delisa, namun terlebih dahulu delisa sudah dijemput abinya.
(e) Penulis pada
teks ulasan tersebut penulis mengulas beberapa hal yaitu:
“Hafalan Shalat
Delisa” tidak terjebak dengan melodrama yang klise. Ada kesedihan yang membuat
air mata keluar, tetapi hidup tetap harus berjalan.
Akting Chantiq
Schagerl memukau, dia mampu mengimbangi akting Reza Rahadian yang memang
gemilang sebagai seorang ayah yang sempat remuk hatinya.
Kehadiran Koh Acan
merupakan human interest ketika dia menawarkan bakmi buatannya pada Delisa di
kamp pengungsian memberikan kesegaran.
Ending cerita
apakah umminya selamat atau setidaknya ditemukan tubuhnya begitu menggetarkan
namun, apapun itu Delisa digambarkan sebagai sosok yang ikhlas.
(2) Kata Baku dan Tidak Baku
Pada teks ulasan
“Belajar Ikhlas dari ‘Hafalan Shalat Delisa’” tersebut terdapat beberapa kata
yang tidak baku. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
KATA
|
BAKU
|
TIDAK BAKU
|
|
Shalat
|
Salat
|
Salat
|
Shalat
|
Ustaz
|
Ustad
|
Ustaz
|
Ustad
|
Doa
|
Do’a
|
Do’a
|
Doa
|
Risiko
|
Resiko
|
Resiko
|
Risiko
|
Tangker
|
Tanker
|
Tanker
|
Tangker
|
Prakti
|
Praktek
|
Praktek
|
Praktik
|
Masjid
|
Mesjid
|
Masjid
|
Mesjid
|
Kamp
|
Kemp
|
Kamp
|
Kemp
|
Iklas
|
Ikhlas
|
Ikhlas
|
Iklas
|
Khusyuk
|
Khusyu
|
Khusyu
|
Khusyuk
|
(3) Teks ulasan ”Belajar Ikhlas dari “Hafalan Shalat Delisa” menggunakan corak kritik apresiasi dimana sang pengulas Irfan Sjafari memberikan tanggapan positif terhadap film ini.
Nilai-nilai yang
terkandung :
Nilai agama. Di
gambarkan saat ustadz Rahman mengajarkan kepada Delisa tentang keagamaan
seperti pada saat mengerjakan salat harus engan khusyu tidak perlu
memperhatikan keadaan sekitar.
Nilai moral.
Pengarang menggambarkan watak tokoh pada cerita penuh rasa ikhlas. Setelah
bencana itu melanda perkampungan tidak ada lagi yang tersisa, yang ada hanya
tangisan. Setelah delisa dirawat di klinik dia sadar bahwa kakinya telah
diamputasi tetapi delisa dapat menerimanya dengan ikhlas. Delisa salat bukan
karena ingin mendapat kalung, tetapi dia ingin salat yang benar.
Nilai sosial.
Ketika delisa membangkitkan semangat umam dan delisa juga memberi semangat
kepada ustaz Rahman yang hampir patah semangat.
TUGAS 2
Membandingkan Teks
“Gara-Gara Kemben, Film ‘Gending Sriwijaya’ Diprotes Budayawan” , dan Teks “’
Mengapa Kau Culik Anak Kami’ Pertanyaan Itu Belum Terjawab”
1.
(a) Mereka membicarakan tentang kekejaman
seseorang yang telah menculik anaknya tanpa alasan apapun (belum ada
kejelasan). Mereka selalu berdoa mengharapkan keselamatan anaknya (Satria).
(b) 5 Paragraf
(Paragraf 4, 5, 6 ,7, 8)
Karena
didalam paragraf-paragraf tersebut terdapat gambaran umum mengenai drama
tersebut dan terdapat paparan tentang nama,kegunaan dan sebagainya.
(c)
“Mengapa Kau Culik Anak Kami?” mengangkat tema politik.
Dalam drama tersebut bercerita
mengenai keadaan politik dan peristiwa kekerasan yang terjadi pada tahun 1965
dan seterusnya dimana tidak adanya kejelasan dan hentinya hingga akhir-akhir
ini, politik Negara yang carut-marut.
(d) Karena suasana cerita dapat
mencengkam oleh kepiawaian akting dua aktor handal.
(e) Corak teks ulasan
2.
a. Karena beberapa budayawan dan peneliti
sejarah Sumatra Selatan tidak srek(protes) dengan adanya film tersebut. Hal ini
disebabkan karena alur cerita film menyimpang dari sejarah Kerajaan Sriwijaya.
b. Maksudnya,
Salah mengartikan atau salah pemahaman tentang sejarah yang sebenarnya,
sehingga menyebabkan pembaca tidak mengetahui yang sebenarnya, karena film
tersebut mengandung isi yang tidak sesuai dengan kenyataan.
c. Yang
kami ketahui kehancuran tersebut disebabkan oleh factor eksternal, namun
meliputi apa saja kami tidak mengerti.
d. Kemben
adalah pakaian tradisional seperti jarik yang digunakan sampai ke bagian dada.
Yang biasanya digunakan ke sungai ketika hendak mandi.
0 komentar:
Posting Komentar